Minggu, 16 Desember 2012

untuk pemuda pemuda Bengkulu

Bengkulu
sebuah provinsi kecil di pantai barat Sumatra
saya sangat ingat ketika saya kecil, saya masih bisa melihat sungai dibelakang rumah saya jernih
waktu itu sepulang sekolah saya bersama teman-teman saya berenang ke sungai,
tapi sekarang jangankan kita mau berenang ikan pun seperti enggan keluar, penyebabnya cuma satu, tambang Batu Bara di sungai tersebut, alangkah sayang nya sungai yang bisa jadi potensi untuk kesejahteraan kita kiita kotori sendiri. pikirkan !
ada lagi yang aneh, biasanya bulan-bulan seperti ini kita semua bisa melihat hamparan sawah menguning, bisa juga merasakan sejuknya udah disana, tapi beberapa tahun belakangan masyarakat enggan untuk becocok tanam, penyebabnya ya mereka kapok, hasil ga sebanding dengan modal alis merugi, faktornya antara lain yang paling jelas, yaitu banjir, sedimentasi di irigasi membuat saluran irigasi mendangkal dan setiap hujan terus menerus selama 1 jam saja bisa dipastikan areal persawahan itu seperti lautan, alangkah sayangnya lahan berhektar-hektar tidak dimanfaatkan sementara kita berlomba-lomba untuk menjadi pegawai negeri, memang hidup kita akan cukup kalo kita bekerja sebagai PNS, tapi cuma cukup tidak bisa lebih, apalagi kalau suapnya sampe 200juta, mikir seharusnya sudah tidak masuk dilogika lagi, kita rela bayar sekian ratus juta untuk sebuah pekerjaan dengan gaji ya maksimal 5juta an kalo bersih, kalo mau lebih ya korupsi, kalo mau korupsi anda harus punya kuasa dulu. tolong pikirkan, kita sudah menyia-yiakan kesempatan untuk hidup sejahtera bersama karena menuruti egoisme, gengsi kali ya, ya gak papa gaji segitu yang penting kerja kantoran. 1 hektar kita punya tanah kita tanam padi misalnya, itu kalo semua faktor mendukung 3 bulan bisa menghasil kan puluhan juta. coba bandingkan ? tapi kembali lagi semua fator harus mendukung, irigasi/pengairan, pupuk, dan pastinya bibit yang berkualitas, siapa yang harusnya menyediakan semua itu ? iya kita semua tahu jawabannya, ada berhektar-hektar lahan nganggur di Indonesia tapi kenapa Indonesia masih import beras ? pikirkan !
buanglah sifat malas itu, pikirkan anak cucu kita nanti, apa yang nanti mereka mau makan, mie instan ? apa yang nanti mereka hirup ? asap knalpot ? asap pabrik ? tidakkah kalian kasihan sama anak cucu kalian nanti ?
satu lagi sore tadi saya memang baru mendengar kalau di pulau Enggano belum ada listrik, dipulau yang potensi laut dan alam yang begitu besar belum ada listrik, apa yang kalian pikirkan wahai penguasa ? bengkulu dengan garis pantai yang panjang, seharusnya sektor perikana bisa menjadi pendapatan daerah yang begitu besar, coba pikirkan dan hitung-hitung lagi, seharusnya kita lebih memikirkan kemakmuran jangka panjang, bukan instan, instan dapat instan juga hilang.
mohon kita sama-sama renungkan, kita sebagai pemuda yang nanti menjadi pengganti penguasa yang sekarang, mohon pikir kan potensi sektor - sektor pendapatan daerah yang begitu besar yang belum dilirik penguasa kita sekarang, pelajari dan teliti apa kendalanya pecahkan bersama. semoga untuk kedepannya Bengkulu bisa menjadi lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar